Sumbarpro – Mahasiswi Pasca-Sarjana S-2 berinisial LN (28) ditemukan tewas gantung diri di kamar kosnya, Minggu malam (19/10/2025).
Korban ditemukan oleh sepupunya setelah tidak kunjung keluar rumah meski travel sudah datang menjemput.
Peristiwa tragis itu terjadi sekitar pukul 23.00 WIB di Jalan Yulius Usman, Perumahan Benfica Blok B No. 5, Kelurahan Pematang Sulur, Kecamatan Telanaipura, Kota Jambi.
LN asal Kabupaten Tebo, yang sedang menempuh studi pasca-sarjana di Jambi, biasa tinggal di kos tersebut hanya pada akhir pekan bersama sepupunya, Mai Sandra Putri (21).
Menurut keterangan Mai, sekitar pukul 21.00 WIB, ia mendengar suara klakson travel yang datang menjemput LN untuk kembali ke Tebo. Namun, korban tak kunjung keluar.
Merasa curiga, Mai membuka pintu kamar yang terkunci dari dalam dan terkejut melihat LN sudah tergantung di bawah jendela.
Korban terjerat tali rafia hijau yang diikatkan ke tralis jendela, dengan tubuh menghadap dinding dan punggung menghadap keluar.
Darah terlihat keluar dari mulutnya, diduga akibat lidah tergigit. Namun tidak ditemukan tanda kekerasan fisik lain.
Mai langsung menghubungi sopir travel, orang tua korban di Tebo, serta pacar korban, Alhafiz (23).
Tak lama, Alhafiz tiba di lokasi dan memastikan korban telah meninggal. Paman korban, A. A. Syaiq (50), juga datang menyusul.
Tim Identifikasi Polresta Jambi dan anggota Polsek Telanaipura tiba sekitar pukul 22.00 WIB untuk mengamankan tempat kejadian perkara.
Sekitar pukul 23.50 WIB, jenazah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jambi untuk visum luar.
Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, kematian Lathifa diduga akibat asfiksia akibat gantung diri.
Namun, polisi tidak menutup kemungkinan adanya faktor lain yang mendorong aksi ekstrem tersebut.
Keluarga korban menolak dilakukan autopsi penuh. Pihak kepolisian telah membuat Berita Acara penolakan autopsi atas permintaan keluarga, namun tetap melanjutkan penyelidikan melalui pengumpulan keterangan saksi dan koordinasi dengan Sat Reskrim Polresta Jambi.
Korban LN lahir di Muaro Bungo pada 21 Juli 1997, dikenal sebagai mahasiswi yang aktif dan tinggal terpisah dari keluarganya karena menempuh pendidikan di Kota Jambi.
Kematian mendadaknya mengejutkan lingkaran terdekat dan memicu keprihatinan atas tekanan yang mungkin dihadapi pelajar di tingkat pascasarjana.
Kapolsek Telanaipura melalui Unit Reskrim menyatakan bahwa penyelidikan masih berlangsung untuk memastikan tidak ada unsur pidana di balik peristiwa ini. (edt)















