Sumbarpro – Aktivitas transportasi udara di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) kembali menunjukkan tren penurunan pada Agustus 2025.
Data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat yang dirilis Senin (6/10/2025) mencatat, jumlah penerbangan dan penumpang baik rute domestik maupun internasional mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.
Secara keseluruhan, jumlah pesawat yang berangkat dari BIM pada Agustus 2025 tercatat sebanyak 722 penerbangan, turun 4,50 persen dibanding Juli 2025 yang mencapai 756 penerbangan.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, penurunannya mencapai 4,50 persen.
Penerbangan Domestik dan Internasional Sama-sama Turun
Penurunan aktivitas udara ini terjadi baik pada penerbangan domestik maupun internasional.
Untuk rute domestik, jumlah pesawat yang berangkat pada Agustus 2025 tercatat 556 penerbangan, turun 7,49 persen dibanding bulan sebelumnya (601 penerbangan).
Jika dibandingkan Agustus 2024, penurunan bahkan mencapai 11,75 persen.
Sementara itu, untuk penerbangan internasional yang berangkat dari BIM tercatat 166 penerbangan, juga mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.
Total keseluruhan penerbangan keluar dari BIM, baik domestik maupun internasional, sebanyak 722 penerbangan.
Tren serupa juga terlihat pada pesawat yang datang ke BIM. Sepanjang Agustus 2025, tercatat 724 penerbangan datang, turun 4,11 persen dibanding Juli 2025 (755 penerbangan).
Dibandingkan Agustus 2024, penurunan mencapai 4,36 persen.
Rinciannya, penerbangan domestik yang tiba di BIM tercatat sebanyak 557 pesawat, turun 6,54 persen dari bulan sebelumnya.
Sedangkan penerbangan internasional yang masuk ke BIM berjumlah 167 pesawat, relatif stabil namun masih menunjukkan kecenderungan menurun.
Jumlah Penumpang Turun Dua Digit
Penurunan paling signifikan tercatat pada jumlah penumpang.
Untuk penerbangan domestik, jumlah penumpang yang berangkat dari BIM pada Agustus 2025 mencapai 75,92 ribu orang, atau turun 14,10 persen dibandingkan Juli 2025 yang mencapai 88,38 ribu orang.
Dibandingkan Agustus 2024, penurunannya sebesar 12,16 persen.
Untuk penerbangan internasional, jumlah penumpang yang berangkat tercatat 22,28 ribu orang, menjadikan total penumpang yang berangkat melalui BIM sebanyak 98,20 ribu orang.
Angka ini turun 11,74 persen dibanding bulan sebelumnya dan turun 7,08 persen secara tahunan.
Penurunan juga terjadi pada penumpang yang datang ke Sumatera Barat melalui BIM.
Total penumpang yang tiba pada Agustus 2025 tercatat 96,27 ribu orang, turun 8,74 persen dibanding Juli 2025 (105,61 ribu orang).
Jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, penurunan mencapai 6,06 persen.
Dari total tersebut, 72,67 ribu orang merupakan penumpang penerbangan domestik (turun 12,46 persen), sedangkan 23,60 ribu orang berasal dari penerbangan internasional.
Bulan Sepi Perjalanan Udara
BPS Sumbar mencatat, tren penurunan ini terjadi hampir di seluruh kategori transportasi udara di BIM.
Secara umum, Agustus menjadi bulan dengan mobilitas udara yang relatif rendah setelah masa puncak libur sekolah dan Iduladha pada pertengahan tahun.
Beberapa analis transportasi menilai, faktor musiman berperan besar terhadap fluktuasi jumlah penerbangan dan penumpang.
Selain itu, melemahnya daya beli masyarakat serta naiknya harga tiket pesawat turut menekan angka perjalanan udara domestik.
Selain faktor musiman, kondisi ekonomi global dan fluktuasi kurs juga memengaruhi jumlah penerbangan internasional ke dan dari Sumatera Barat.
Penurunan frekuensi penerbangan dapat berdampak terhadap kinerja sektor pariwisata dan perhotelan di wilayah ini.
Perlu Dorongan Sektor Wisata dan Ekonomi Daerah
Penurunan aktivitas transportasi udara di BIM ini menjadi catatan penting bagi pemerintah daerah dan pelaku industri pariwisata.
Dengan menurunnya jumlah kunjungan dan mobilitas udara, sektor pariwisata, perdagangan, serta layanan pendukung lainnya berpotensi ikut terdampak.
Upaya promosi wisata, pembukaan rute baru, dan kolaborasi dengan maskapai penerbangan dinilai penting untuk mendorong kembali aktivitas penerbangan ke Sumatera Barat.
Peningkatan konektivitas udara juga menjadi faktor strategis dalam memperkuat posisi BIM sebagai pintu gerbang ekonomi dan pariwisata di wilayah barat Indonesia.
Meski mengalami penurunan, aktivitas penerbangan di BIM masih menunjukkan potensi pemulihan seiring mendekatnya akhir tahun yang biasanya ditandai dengan meningkatnya mobilitas masyarakat menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). (ak)