Sumbarpro – Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Sumatera Barat melalui Bandara Internasional Minangkabau pada Juli 2025 tercatat sebanyak 7.674 kunjungan. Angka ini mengalami penurunan 10,98 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar menyebutkan, meskipun kunjungan wisman turun, kinerja perhotelan di Sumatera Barat menunjukkan tren berbeda.
Hunian Hotel Berbintang Meningkat
Pada Juli 2025, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Sumatera Barat mencapai 47,64 persen. Angka ini naik 2,32 poin dibandingkan TPK bulan sebelumnya.
Kenaikan TPK hotel berbintang ini menunjukkan adanya pergerakan positif dari tamu domestik maupun mancanegara yang memilih akomodasi kelas menengah hingga atas.
Sementara itu, TPK hotel nonbintang justru mengalami penurunan. Tercatat sebesar 16,89 persen, angka ini turun 1,24 poin dibandingkan bulan sebelumnya.
Lama Menginap Tamu
Dari sisi lama menginap, tamu hotel berbintang di Sumatera Barat pada Juli 2025 rata-rata tinggal 1,22 malam. Rata-rata tersebut naik 0,04 malam dibandingkan bulan sebelumnya.
Peningkatan lama menginap ini menunjukkan adanya kecenderungan wisatawan untuk memperpanjang waktu tinggal, meski secara agregat jumlah kunjungan wisman menurun.
Wisatawan Nusantara Turun pada Juni 2025
BPS Sumbar juga mencatat data wisatawan nusantara (wisnus). Pada Juni 2025, jumlah perjalanan wisnus ke Sumatera Barat mencapai 1.938.129 perjalanan. Angka ini mengalami penurunan 3,34 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Penurunan kunjungan wisnus ini turut memengaruhi pergerakan sektor pariwisata di Sumbar, meski sektor akomodasi hotel berbintang masih mencatat peningkatan kinerja.
Analisis Tren Wisata Sumbar
Secara umum, tren pariwisata Sumatera Barat pada pertengahan 2025 memperlihatkan dinamika yang beragam. Jumlah wisman yang masuk melalui Bandara Internasional Minangkabau menurun, begitu pula perjalanan wisatawan domestik pada Juni. Namun, TPK hotel berbintang justru mengalami kenaikan, disertai peningkatan rata-rata lama menginap.
Hal ini mengindikasikan bahwa meski jumlah kunjungan berkurang, wisatawan yang datang cenderung menghabiskan waktu lebih lama di Sumatera Barat dan memilih akomodasi yang lebih nyaman. Ke depan, penguatan promosi dan diversifikasi destinasi wisata menjadi kunci untuk menjaga kestabilan sektor pariwisata di daerah ini. (ak/*)
Discussion about this post