Sumbarpro — Kinerja ekspor Provinsi Sumatera Barat menunjukkan tren pertumbuhan impresif sepanjang tahun 2025.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar dalam Berita Resmi Statistik (BRS) yang dikutip Selasa (7/10/2025), nilai ekspor Januari–Agustus 2025 tercatat US$1,91 miliar, meningkat 36,16 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Kenaikan tersebut menegaskan peran strategis Sumatera Barat sebagai salah satu daerah penopang ekspor di wilayah barat Indonesia, terutama untuk produk industri dan pertanian.
Pada Agustus 2025 saja, nilai ekspor Sumbar mencapai US$318,79 juta, tumbuh 32,31 persen dibanding Agustus 2024.
Angka ini memperlihatkan konsistensi peningkatan kinerja ekspor Sumbar di tengah ketidakpastian ekonomi global dan fluktuasi harga komoditas.
Produk Kimia Pimpin Lonjakan Ekspor
Dari sepuluh komoditas ekspor utama, sektor berbagai produk kimia (HS 38) mencatat lonjakan tertinggi dengan nilai US$63,67 juta, tumbuh 84,18 persen dibanding tahun sebelumnya.
Kenaikan ini mengindikasikan pergeseran struktur ekspor Sumbar dari ketergantungan bahan mentah menuju produk bernilai tambah.
Sementara itu, golongan sari bahan samak dan celup (HS 32) justru mengalami penurunan tajam, yakni turun 18,47 persen menjadi US$30,75 juta.
Fluktuasi ini menunjukkan bahwa diversifikasi produk ekspor masih menjadi tantangan besar bagi sektor industri pengolahan di Sumatera Barat.
India, Pakistan, dan Bangladesh Jadi Pasar Utama
Dari sisi negara tujuan, ekspor Sumbar masih didominasi pasar Asia Selatan. India, Pakistan, dan Bangladesh menjadi tiga mitra dagang terbesar dengan nilai ekspor masing-masing US$594,82 juta, US$451,11 juta, dan US$189,96 juta.
Ketiganya berkontribusi 64,63 persen terhadap total ekspor Sumatera Barat pada periode Januari–Agustus 2025.
Dominasi ini mencerminkan kuatnya hubungan perdagangan antara Sumbar dengan negara-negara tersebut, terutama untuk komoditas hasil industri pengolahan dan produk kimia.
Sektor Industri Pengolahan Jadi Penopang Utama
Menurut klasifikasi sektor, ekspor hasil industri pengolahan dan pertanian mencatat peningkatan masing-masing sebesar 38,07 persen dan 1,41 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.
Sebaliknya, ekspor hasil pertambangan justru merosot tajam hingga 78,96 persen, seiring dengan menurunnya aktivitas pengiriman bahan mentah dan meningkatnya fokus pada ekspor produk olahan.
Kondisi ini menandai pergeseran arah ekspor Sumbar menuju sektor yang lebih berkelanjutan dan berorientasi industri.
Tren Positif di Tengah Tantangan Global
Pertumbuhan ekspor yang solid ini menjadi sinyal positif bagi perekonomian Sumatera Barat.
Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam menjaga stabilitas pasokan bahan baku, meningkatkan daya saing produk, serta memperluas pasar ekspor ke kawasan baru di Asia Tenggara dan Timur Tengah.
Dengan dukungan infrastruktur logistik, pelabuhan, dan kebijakan ekspor yang kondusif, Sumatera Barat berpotensi memperkuat perannya sebagai salah satu pusat ekspor industri olahan strategis di Indonesia bagian barat. (ak)