Sumbarpro – Kunjungan Bupati Pesisir Selatan Hendrajoni ke Sentra IKM Gambir di Kecamatan Sutera, baru-baru ini, memberi pesan penting tentang arah pembangunan ekonomi daerah.
Gambir yang selama ini hanya dijual dalam bentuk bahan mentah, kini berpeluang naik kelas melalui fasilitas modern yang mampu mengolah satu ton daun gambir per hari.
Jika dikelola konsisten, ini bisa menjadi titik balik dari sekadar menjual hasil panen menjadi produk bernilai tambah.
Namun kita tidak boleh menutup mata. Pembangunan rumah produksi dan penyediaan peralatan hanyalah awal. Hilirisasi pertanian, termasuk gambir, membutuhkan ekosistem yang utuh.
Akses jalan yang layak, jaringan distribusi yang kuat, keterampilan sumber daya manusia, dan strategi pemasaran yang agresif adalah kunci agar produk olahan gambir mampu bersaing di pasar.
Tanpa itu, sentra modern berisiko hanya menjadi monumen pembangunan yang jarang dimanfaatkan.
Para petani sudah lama menggantungkan hidup pada gambir. Sayangnya, mereka kerap dirugikan oleh fluktuasi harga global dan keterbatasan pasar.
Hilirisasi melalui IKM seharusnya menjadi jawaban untuk memutus lingkaran ketergantungan itu.
Tetapi, pengalaman dari banyak program serupa menunjukkan bahwa tanpa dukungan jangka panjang, sentra industri mudah kehilangan tenaga dan akhirnya mati suri.
Pemerintah daerah harus menjadikan IKM Gambir sebagai bagian dari kebijakan pembangunan berkelanjutan.
Misalnya, dengan menghubungkan sentra dengan lembaga riset untuk inovasi produk, membuka akses ekspor melalui kerja sama antarwilayah, serta mengintegrasikan pelatihan petani agar mereka tidak sekadar menjadi pemasok daun mentah, tetapi juga pelaku utama dalam rantai produksi.
Solusinya terletak pada kemitraan. Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Dunia usaha perlu dilibatkan untuk investasi, perguruan tinggi untuk riset, dan komunitas petani untuk menjamin pasokan bahan baku.
Dengan begitu, sentra gambir tidak hanya menjadi fasilitas pengolahan, tetapi juga pusat inovasi dan pemberdayaan masyarakat.
Kunjungan Bupati Hendajoni ke sentra gambir di Kecamatan Sutera harus dimaknai lebih jauh daripada sekadar simbol kepedulian.
Namun, sudah seharusnya menjadi titik tolak untuk memastikan bahwa gambir, komoditas yang telah berabad-abad menghidupi warga Pesisir Selatan, benar-benar menjadi motor penggerak ekonomi baru.
Sebab, tanpa langkah nyata memperkuat seluruh mata rantai, hilirisasi gambir akan tinggal sebagai jargon yang terdengar indah, tetapi tak pernah membawa kesejahteraan bagi petaninya. *