Sumbarpro – Aktivitas perdagangan luar negeri atau ekspor impor melalui Pelabuhan Teluk Bayur, Kota Padang, menunjukkan tren berlawanan pada Agustus 2025.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat yang dikutip Selasa (7/10/2025), volume barang ekspor meningkat signifikan, sementara impor justru anjlok tajam dibanding bulan sebelumnya.
Data BPS mencatat, barang yang dimuat untuk ekspor pada Agustus 2025 mencapai 530,25 ribu ton, naik 10,25 persen dibanding Juli 2025 yang tercatat 480,95 ribu ton.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (Agustus 2024), kenaikannya bahkan mencapai 57,07 persen, dari sebelumnya 337,60 ribu ton.
Kenaikan ini menegaskan bahwa aktivitas ekspor di Sumatera Barat, terutama dari sektor industri pengolahan dan komoditas pertanian, masih terus tumbuh di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Teluk Bayur kembali menjadi pintu utama pengiriman komoditas andalan daerah seperti minyak nabati, karet, dan produk kimia, yang menopang nilai ekspor Sumbar selama 2025.
Impor Anjlok Lebih dari 80 Persen
Berbanding terbalik dengan ekspor, aktivitas impor di Pelabuhan Teluk Bayur pada Agustus 2025 mengalami penurunan drastis.
Volume barang yang dibongkar (impor) tercatat hanya 7,30 ribu ton, merosot 84,11 persen dibanding Juli 2025 yang mencapai 45,95 ribu ton.
Jika dibandingkan dengan Agustus 2024, penurunan impor bahkan lebih dalam, yakni 87,59 persen, dari sebelumnya 58,80 ribu ton.
Tren ini menunjukkan melemahnya kebutuhan bahan baku impor untuk industri di Sumatera Barat.
Sejumlah pengamat memperkirakan penurunan impor disebabkan oleh penyesuaian produksi di sektor manufaktur, serta meningkatnya pemanfaatan bahan lokal di tengah dorongan efisiensi biaya logistik.
Ekspor Menguat, Dorong Neraca Perdagangan Positif
Kinerja ekspor yang meningkat tajam dan penurunan impor yang signifikan turut memperkuat posisi neraca perdagangan Sumatera Barat pada Agustus 2025.
Kondisi ini konsisten dengan laporan BPS bulan sebelumnya, di mana sepanjang Januari–Juli 2025 neraca perdagangan Sumbar sudah mencatat surplus lebih dari US$1,3 miliar.
Dengan tren ekspor yang tetap kuat, surplus perdagangan Sumatera Barat diperkirakan akan berlanjut hingga akhir tahun.
Hal ini memberi sinyal positif bagi perekonomian daerah, terutama bagi sektor pelabuhan dan industri pengolahan hasil perkebunan yang menjadi kontributor utama ekspor Sumbar.
Teluk Bayur Tetap Jadi Nadi Ekspor Sumatera Barat
Pelabuhan Teluk Bayur masih menjadi tulang punggung aktivitas ekspor-impor Sumatera Barat, baik dari sisi volume maupun nilai perdagangan.
Kinerja positif ekspor melalui pelabuhan ini menjadi bukti meningkatnya daya saing produk-produk unggulan daerah di pasar global.
Namun, penurunan impor juga memberi sinyal perlambatan aktivitas industri dalam negeri yang bergantung pada bahan baku dari luar.
Pemerintah daerah diharapkan mampu menyeimbangkan peningkatan ekspor dengan penguatan sektor industri berbasis lokal agar manfaat ekonomi lebih merata.
Ekspor Diprediksi Masih Tumbuh pada Akhir Tahun
Melihat tren positif selama beberapa bulan terakhir, aktivitas ekspor di Pelabuhan Teluk Bayur diperkirakan akan terus meningkat hingga akhir 2025.
Kebutuhan global terhadap komoditas seperti minyak kelapa sawit, karet, dan produk pertanian masih tinggi, sehingga memberi peluang besar bagi Sumatera Barat untuk mempertahankan surplus perdagangan.
Sementara itu, penurunan impor diperkirakan bersifat sementara dan bisa pulih menjelang kuartal keempat, seiring meningkatnya aktivitas industri menjelang musim liburan akhir tahun. (ak)