Sumbarpro — Perkembangan angkutan kereta api di Sumatera Barat pada Agustus 2025 menunjukkan tren yang berlawanan antara sektor penumpang dan barang.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar, dikutip Selasa (7/10/2025), mencatat penurunan signifikan jumlah penumpang, sementara volume angkutan barang justru melonjak tajam.
Jumlah penumpang kereta api yang berangkat sepanjang Agustus 2025 tercatat 144,24 ribu orang, turun 18,45 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 176,87 ribu orang.
Penurunan ini menunjukkan adanya pelemahan mobilitas masyarakat di sektor transportasi darat, khususnya pada rute-rute lokal kelas ekonomi yang dikelola oleh Divisi Regional (Divre) II Sumatera Barat.
Meski turun secara bulanan, kinerja tahunan justru menunjukkan arah positif. Jika dibandingkan dengan Agustus 2024 yang tercatat 135,73 ribu orang, jumlah penumpang Agustus 2025 naik 6,27 persen.
Kenaikan tahunan tersebut menandakan bahwa minat masyarakat terhadap moda transportasi kereta api perlahan pulih, meski tekanan ekonomi dan fluktuasi cuaca masih memengaruhi mobilitas harian.
Sementara itu, kinerja angkutan barang kereta api justru mengalami lonjakan signifikan.
Pada Agustus 2025, barang yang dimuat mencapai 154,89 ribu ton, naik 50,09 persen dibanding bulan sebelumnya yang hanya 103,20 ribu ton.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, volume angkutan barang juga meningkat 37,42 persen dari 112,71 ribu ton pada Agustus 2024.
Data tersebut menunjukkan bahwa angkutan barang berbasis rel semakin efisien, terutama untuk komoditas industri semen dari Indarung ke Pelabuhan Teluk Bayur.
Kinerja ini juga memperlihatkan bagaimana sektor logistik berbasis kereta api tetap menjadi andalan dalam distribusi hasil industri, meski sektor penumpang menghadapi tantangan dari moda transportasi lain yang lebih fleksibel.
Dari sisi efisiensi, peningkatan angkutan barang kereta api berpotensi menekan biaya logistik di Sumatera Barat, terutama untuk sektor industri berat.
Selain itu, keberhasilan menjaga tren positif dalam pengiriman barang juga memperkuat posisi kereta api sebagai moda transportasi ramah lingkungan di wilayah tersebut.
BPS Sumbar mencatat bahwa data penumpang yang dimaksud meliputi rute lokal kelas ekonomi, sedangkan data barang mencakup angkutan dari pabrik semen di Indarung menuju Pelabuhan Teluk Bayur, yang menjadi jalur utama ekspor dan distribusi domestik.
Dengan tren penurunan di sektor penumpang namun lonjakan di sektor barang, pemerintah daerah bersama PT Kereta Api Indonesia (KAI) diharapkan dapat menyeimbangkan strategi pengembangan.
Peningkatan fasilitas, jadwal layanan, serta integrasi transportasi antarmoda dapat menjadi langkah strategis untuk menjaga stabilitas pertumbuhan sektor perkeretaapian Sumatera Barat. (ak)