Sumbarpro – Aktivitas bongkar muat barang di pelabuhan-pelabuhan utama Sumatera Barat pada Agustus 2025 menunjukkan kinerja yang stagnan.
Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat yang dikutip Senin (6/10/2025), volume barang yang dimuat dan dibongkar melalui jalur laut hanya mengalami perubahan tipis dibanding bulan sebelumnya, dengan kecenderungan menurun jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Secara keseluruhan, jumlah barang yang dimuat melalui angkutan laut dalam negeri pada Agustus 2025 tercatat 235,28 ribu ton, naik tipis 0,92 persen dibanding Juli 2025 yang mencapai 233,15 ribu ton.
Namun, jika dibandingkan Agustus 2024, terjadi penurunan tajam sebesar 28,90 persen.
Kegiatan bongkar muat barang ini meliputi pelabuhan utama di Teluk Bayur (Padang), Muaro (Padang), dan Air Bangis (Pasaman Barat)—tiga pelabuhan yang dikelola oleh PT Pelindo.
Distribusi Muat Barang di Air Bangis Tumbuh Signifikan
Meski secara total mengalami peningkatan kecil, pergerakan muat barang antar pelabuhan menunjukkan pola yang kontras.
Di Pelabuhan Teluk Bayur, volume barang yang dimuat justru turun 8,55 persen dibandingkan Juli 2025.
Penurunan ini menandakan masih lemahnya aktivitas perdagangan domestik dari pelabuhan utama tersebut, yang selama ini menjadi sentra ekspor dan distribusi barang antar daerah di Sumatera Barat.
Sementara itu, Pelabuhan Muaro mencatat pertumbuhan positif dengan kenaikan 4,30 persen, menandakan aktivitas logistik di kawasan pusat Kota Padang mulai menunjukkan pemulihan meskipun belum signifikan.
Yang paling mencolok adalah Pelabuhan Air Bangis di Pasaman Barat yang mencatat lonjakan ekstrem hingga 52.953,05 persen.
Kenaikan fantastis ini diduga karena adanya peningkatan aktivitas bongkar muat komoditas tertentu seperti hasil pertanian, bahan bangunan, dan kebutuhan pokok yang dikirim ke wilayah utara Sumbar.
Meski demikian, lonjakan di Air Bangis ini belum mampu mengimbangi penurunan besar di Teluk Bayur, sehingga secara total kinerja bongkar muat barang hanya tumbuh tipis bulan ini.
Barang Dibongkar Turun 0,40 Persen
Berbeda dengan aktivitas muat barang, jumlah barang yang dibongkar di pelabuhan-pelabuhan Sumatera Barat justru mengalami sedikit penurunan.
Pada Agustus 2025, total barang yang dibongkar mencapai 273,48 ribu ton, turun 0,40 persen dibanding Juli 2025 yang sebesar 274,59 ribu ton.
Jika dibandingkan Agustus 2024, volume barang yang dibongkar juga turun 10,13 persen, menunjukkan penurunan permintaan terhadap komoditas impor antarwilayah maupun kebutuhan industri di dalam daerah.
Penurunan ini sebagian besar disumbang oleh Pelabuhan Teluk Bayur dan Muaro, yang masing-masing mencatat penurunan sebesar 0,37 persen dan 26,93 persen dibanding bulan sebelumnya.
Sebaliknya, Pelabuhan Air Bangis kembali menunjukkan pertumbuhan signifikan dengan kenaikan 75,04 persen.
Hal ini memperlihatkan adanya pergeseran arus logistik dan perdagangan ke kawasan utara Sumatera Barat, meski Teluk Bayur masih mendominasi aktivitas bongkar muat secara keseluruhan.
Aktivitas Laut Lesu, Sinyal Perlambatan Perdagangan Domestik
Lesunya aktivitas bongkar muat di pelabuhan-pelabuhan utama Sumatera Barat pada Agustus 2025 menjadi sinyal perlambatan pada sektor perdagangan domestik.
Turunnya volume barang baik yang dimuat maupun dibongkar menunjukkan berkurangnya pergerakan distribusi antarwilayah.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi ini antara lain melemahnya daya beli masyarakat, penurunan permintaan industri, serta penyesuaian logistik akibat perubahan pola perdagangan pascapandemi.
Selain itu, sejumlah komoditas utama seperti semen, bahan pangan, dan hasil perkebunan mengalami fluktuasi permintaan, terutama dari wilayah ekspor.
Kinerja bongkar muat yang stagnan juga mengindikasikan perlunya optimalisasi infrastruktur dan konektivitas antarpelabuhan di Sumatera Barat.
Pemerintah daerah diharapkan dapat memperkuat fungsi pelabuhan sekunder seperti Air Bangis dan Muaro agar tidak terjadi ketergantungan tunggal pada Teluk Bayur.
Selain itu, digitalisasi sistem logistik dan peningkatan efisiensi proses ekspor-impor dinilai penting untuk mengembalikan daya saing pelabuhan Sumbar di tingkat nasional.
Dengan meningkatnya kebutuhan transportasi laut di masa mendatang, sektor maritim dipandang sebagai salah satu penopang pertumbuhan ekonomi daerah, terutama untuk mendukung rantai pasok dan distribusi bahan kebutuhan pokok antar pulau.
Aktivitas Diprediksi Meningkat Menjelang Akhir Tahun
Meski data Agustus 2025 menunjukkan tren lesu, BPS memperkirakan akan terjadi peningkatan aktivitas bongkar muat menjelang akhir tahun.
Periode September–Desember biasanya menjadi masa peningkatan arus barang akibat kebutuhan distribusi bahan pangan dan logistik menjelang Natal dan Tahun Baru.
Namun, peningkatan tersebut masih bergantung pada stabilitas ekonomi nasional dan kelancaran distribusi antarprovinsi, terutama melalui pelabuhan utama seperti Teluk Bayur yang memiliki peran strategis di kawasan barat Indonesia. (ak)