Tragedi di Puncak Carztens, Dua Pendaki Senior Meninggal Dunia, Fiersa Besari Ikut dalam Rombongan

Minggu, 2 Maret 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Puncak Carztens, Papua.

Puncak Carztens, Papua.

Papua, Sumbarpro – Pada Sabtu (1/3/2025), sebuah insiden tragis terjadi di Puncak Jaya atau dikenal sebagai Carstensz Pyramid, Papua.

Dua pendaki senior wanita bernama Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono meninggal dunia saat melakukan pendakian bersama rombongan termasuk musisi ternama Indonesia, Fiersa Besari.

Insiden ini menjadi sorotan nasional karena melibatkan tokoh publik sekaligus menyoroti risiko ekspedisi ke salah satu puncak tertinggi di dunia.

Kronologi Kejadian

Menurut laporan, rombongan yang dipimpin oleh tim profesional mulai mendaki menuju Puncak Carstensz beberapa hari sebelum insiden.

Perjalanan menuju puncak tersebut dikenal sangat menantang karena medannya yang curam, suhu ekstrem, serta ketinggian mencapai lebih dari 4.800 meter di atas permukaan laut.

Setelah berhasil mencapai puncak, rombongan memulai perjalanan turun. Namun, dalam prosesnya, dua anggota rombongan, yakni Lilie Wijayanti Poegiono (60 tahun) dan Elsa Laksono (60 tahun), mengalami masalah serius.

Keduanya diduga mengalami hipotermia akibat suhu dingin ekstrem selama pendakian.

Hipotermia adalah kondisi ketika suhu tubuh turun drastis hingga di bawah normal, yang dapat menyebabkan kegagalan organ vital jika tidak ditangani dengan cepat.

Fiersa Besari, yang juga bagian dari rombongan, menyaksikan langsung kejadian memilukan ini.

Meskipun dirinya dan pendaki lainnya berhasil selamat, tragedi ini meninggalkan duka mendalam bagi semua yang terlibat.

Penyebab Diduga Acute Mountain Sickness (AMS)

Selain hipotermia, ada spekulasi bahwa kedua korban mungkin juga mengalami Acute Mountain Sickness (AMS).

AMS adalah kondisi medis yang disebabkan oleh paparan ketinggian tinggi dalam waktu singkat tanpa adaptasi yang cukup.

Gejalanya meliputi sakit kepala parah, mual, sesak napas, hingga kebingungan mental.

Mengingat usia kedua korban yang relatif senior (60 tahun), faktor fisik dan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan ekstrem kemungkinan besar menjadi penyebab utama insiden ini.

Fiersa Besari, yang dikenal sebagai musisi sekaligus penulis buku, mengalami trauma mendalam akibat insiden ini.

Melalui pernyataan resminya, ia mengungkapkan rasa duka cita mendalam kepada keluarga korban.

Ia juga menekankan pentingnya persiapan fisik dan mental sebelum melakukan pendakian ke lokasi ekstrem seperti Puncak Carstensz.

“Ini adalah pengalaman yang tak terlupakan dan sangat menyakitkan. Kami kehilangan dua orang hebat di tengah perjalanan ini,” ungkap Fiersa.

Meski begitu, ia bersama anggota rombongan lainnya dinyatakan selamat dan telah kembali ke tempat aman.

Insiden ini menjadi pengingat akan bahaya yang tersembunyi di balik keindahan alam Papua.

Puncak Carstensz, meskipun merupakan destinasi impian bagi para pendaki, tetap memiliki risiko tinggi yang tidak bisa diabaikan.

Beberapa pelajaran penting yang dapat diambil dari tragedi ini antara lain:

1. Persiapan Fisik dan Medis yang Matang

Pendaki harus menjalani pemeriksaan kesehatan menyeluruh sebelum melakukan pendakian ke ketinggian ekstrem. Usia lanjut dan riwayat penyakit tertentu harus dipertimbangkan secara serius.

2. Adaptasi Ketinggian

Proses adaptasi bertahap sangat penting untuk menghindari AMS. Pendaki disarankan untuk tidak langsung menuju puncak tanpa memberikan tubuh waktu untuk beradaptasi dengan kadar oksigen rendah di ketinggian.

3. Peralatan yang Memadai

Perlengkapan seperti jaket tebal, tenda darurat, dan peralatan medis harus dibawa untuk mengantisipasi situasi darurat seperti hipotermia.

4. Tim Profesional dan Panduan Lokal

Mendaki dengan tim profesional dan menggunakan panduan lokal yang berpengalaman sangat dianjurkan untuk memastikan keselamatan selama perjalanan.

Semoga Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. (ak/*)

Follow WhatsApp Channel sumbarpro.net untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

BGN Wajibkan Rapid Test di Semua Dapur MBG, Adopsi Standar Polri
Cuaca Ekstrem Ancam Indonesia Awal Oktober 2025, Ini Daftar Wilayah Siaga BMKG Termasuk Sumatera Barat
BGN Buka Hotline Aduan Program Makan Bergizi Gratis di Tengah Maraknya Kasus Keracunan
Polri Mutasi 60 Perwira, Irjen Ramdani Hidayat Jadi Dankorbrimob
Ribuan Siswa Jadi Korban, Program Makan Bergizi Gratis Didesak Evaluasi Total
TNI AD Ubah Syarat Tinggi Badan dan Usia, Kesempatan Lebih Luas untuk Jadi Calon Prajurit
Kemenag Siapkan 8 Agenda Nasional Hari Santri 2025, dari MQK Internasional hingga Malam Bakti
Peringatan 10 Tahun Hari Santri, Kemenag Angkat Tema Peradaban Dunia

Berita Terkait

Kamis, 2 Oktober 2025 - 13:11 WIB

BGN Wajibkan Rapid Test di Semua Dapur MBG, Adopsi Standar Polri

Kamis, 2 Oktober 2025 - 09:04 WIB

Cuaca Ekstrem Ancam Indonesia Awal Oktober 2025, Ini Daftar Wilayah Siaga BMKG Termasuk Sumatera Barat

Minggu, 28 September 2025 - 03:16 WIB

BGN Buka Hotline Aduan Program Makan Bergizi Gratis di Tengah Maraknya Kasus Keracunan

Jumat, 26 September 2025 - 10:28 WIB

Polri Mutasi 60 Perwira, Irjen Ramdani Hidayat Jadi Dankorbrimob

Jumat, 26 September 2025 - 09:06 WIB

Ribuan Siswa Jadi Korban, Program Makan Bergizi Gratis Didesak Evaluasi Total

Berita Terbaru