Tradisi Open House Saat Lebaran, Perlukah Dipertahankan?

Rabu, 26 Maret 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi.

Ilustrasi.

Lebaran selalu menjadi momentum istimewa bagi masyarakat Indonesia. Selain menjadi ajang silaturahmi, Idul Fitri juga kerap diwarnai dengan tradisi open house yang digelar oleh para pejabat, termasuk kepala daerah.

Namun, di tengah tuntutan efisiensi anggaran dan fokus pada pelayanan publik, sudah saatnya tradisi ini dikaji ulang.

Setiap tahun, banyak kepala daerah menyelenggarakan open house dengan alasan menjalin kedekatan dengan masyarakat. Masyarakat dari berbagai kalangan diundang untuk datang, berjabat tangan, bahkan menikmati hidangan yang disediakan.

Namun, di balik nuansa kebersamaan itu, ada pertanyaan mendasar. Apakah anggaran yang digunakan untuk acara semacam ini lebih baik dialokasikan untuk kepentingan lain?

Baca Juga:  Pemko Padang Gelar Apel Kesiapsiagaan Sambut Idul Fitri 1446 H

Tak bisa dimungkiri, penyelenggaraan open house membutuhkan biaya besar. Makanan, tenda, kursi, pengamanan, hingga berbagai keperluan lain tentu bukan hal yang murah.

Jika anggaran tersebut dialihkan untuk program sosial atau pelayanan publik, manfaatnya bisa dirasakan lebih luas.

Terlebih, di banyak daerah, persoalan kesejahteraan rakyat, infrastruktur, dan layanan dasar masih menjadi pekerjaan rumah yang belum terselesaikan.

Di sisi lain, kepala daerah bisa tetap menjaga hubungan dengan masyarakat tanpa harus menggelar open house besar-besaran.

Kunjungan langsung ke panti asuhan, rumah ibadah, atau menemui warga di daerah terpencil akan lebih bermakna ketimbang sekadar menyambut tamu dalam balutan seremoni formal.

Baca Juga:  Lebaran, Pinjol, dan Dompet yang Menangis

Dengan cara ini, esensi silaturahmi tetap terjaga, tetapi dengan manfaat yang lebih nyata.

Kepala daerah seharusnya memberi contoh bahwa Idul Fitri bukan soal kemewahan dan seremoni, melainkan momen untuk memperkuat kebersamaan dalam kesederhanaan.

Meniadakan open house bukan berarti menutup diri dari rakyat, melainkan bentuk efisiensi dan keberpihakan pada kepentingan yang lebih besar.

Ke depan, diharapkan semakin banyak kepala daerah yang mengambil langkah serupa. Lebaran tetap bisa dirayakan dengan penuh makna, tanpa harus membebani anggaran dan melupakan kepentingan masyarakat yang lebih mendesak. *

Follow WhatsApp Channel sumbarpro.net untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Kekayaan Alam Bukan untuk Segelintir Orang
Seleksi Pejabat dan Pertaruhan Integritas Birokrasi
Lebah Muda dan Kepahlawanan Sosial di Era Krisis
UMKM Sumbar Butuh Pasar, Modal, dan Proteksi, Bukan Hanya Konsultasi Gratis
Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh, Tambang Ilegal Terus Picu Bencana di Sumbar
Jangan Biarkan Gambir Pessel Mati Suri
Mental Merusak Ancam Proyek Infrastruktur Sumbar, Kenapa Fasilitas Publik Jadi Sasaran Kejahatan?
Pelabuhan Teluk Tapang Dua Dekade Tak Kunjung Rampung, Ada Apa?

Berita Terkait

Minggu, 28 September 2025 - 22:12 WIB

Kekayaan Alam Bukan untuk Segelintir Orang

Kamis, 25 September 2025 - 22:37 WIB

Seleksi Pejabat dan Pertaruhan Integritas Birokrasi

Rabu, 24 September 2025 - 22:31 WIB

Lebah Muda dan Kepahlawanan Sosial di Era Krisis

Selasa, 23 September 2025 - 21:53 WIB

UMKM Sumbar Butuh Pasar, Modal, dan Proteksi, Bukan Hanya Konsultasi Gratis

Senin, 22 September 2025 - 21:59 WIB

Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh, Tambang Ilegal Terus Picu Bencana di Sumbar

Berita Terbaru

Petugas AVSEC Bandara Internasional Minangkabau menggagalkan penyelundupan 7 kg ganja kering tujuan Jakarta. Paket dikirim dari Batusangkar lewat jasa ekspedisi J&T Express. (Ist.)

Hukum & Kriminal

Penyelundupan Ganja 7 Kg di BIM, Polisi Buru Jaringan Lintas Provinsi

Minggu, 12 Okt 2025 - 14:28 WIB