Sumbarpro – Timnas Indonesia menghadapi laga hidup-mati saat bertemu Irak pada ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Minggu dinihari (12/10/2025), pukul 02.30 WIB, di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah.
Kemenangan menjadi harga mati bagi Skuad Garuda jika ingin menjaga asa melangkah ke putaran kelima.
Indonesia datang ke laga ini dengan beban kekalahan 2-3 dari Arab Saudi di pertandingan pembuka.
Hasil itu membuat tim asuhan Patrick Kluivert wajib menang atas Singa Mesopotamia untuk tetap bersaing di Grup B.
Hanya hasil tiga poin yang bisa membuka peluang finis minimal sebagai runner-up.
Bahkan, jika mampu menang dengan selisih dua gol, Garuda masih berpeluang menjadi juara grup.
Hasil imbang pun sebenarnya belum menutup peluang.
Namun, syaratnya Arab Saudi harus menaklukkan Irak minimal 1-0 atau 2-1 pada laga pamungkas grup.
Di atas kertas, Indonesia tertinggal rekor pertemuan dari Irak.
Dalam lima laga terakhir, Garuda selalu menelan kekalahan, termasuk dua kekalahan telak di ronde kedua Kualifikasi Piala Dunia dan Piala Asia 2023.
Secara keseluruhan, dari 14 pertemuan, Indonesia hanya mencatat satu kemenangan, dua imbang, dan sembilan kali kalah.
Pertemuan terakhir kedua tim terjadi di Jakarta (6/6/2024), saat Irak menang 2-0 di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Kini, Indonesia bertekad membalikkan keadaan dengan kekuatan penuh, setelah pemain seperti Ole Romeny, Joey Pelupessy, dan Maarten Paes kembali bergabung ke skuad.
Di sisi lain, Irak datang ke Jeddah dengan modal impresif.
Dalam tiga laga terakhir, mereka menundukkan Yordania 1-0, Hong Kong 2-1, dan Thailand 1-0.
Performa stabil itu membuat skuad asuhan Jesús Casas diyakini menjadi lawan berat bagi Indonesia.
Kendati begitu, bek kanan Timnas Indonesia Sandy Walsh menegaskan timnya siap berjuang habis-habisan.
“Hanya kemenangan yang bisa menjaga peluang kami ke Piala Dunia 2026. Kami akan tampil maksimal dan memberikan segalanya untuk Indonesia,” ujarnya optimistis.
Garuda kini dihadapkan pada dua pilihan: menang dan menjaga mimpi ke Piala Dunia tetap hidup, atau mengubur mimpi ke piala dunia yang sudah di depan mata. (ak)