Sumbarpro – Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang digadang-gadang menyehatkan anak justru memicu bencana di Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Sedikitnya 50 orang terdiri dari anak PAUD, siswa SD, hingga guru dilaporkan mengalami dugaan keracunan usai menyantap menu MBG, Rabu (1/10/2025).
Awalnya, data resmi mencatat hanya 19 korban. Namun dalam hitungan jam jumlah itu melonjak drastis hingga 50 orang pada pukul 19.50 WIB. Lonjakan mendadak ini membuat suasana Lubuk Basung mencekam.
Gejala korban seragam, mual, muntah, diare, hingga tubuh lemas. Mayoritas adalah anak SD yang baru saja mengonsumsi nasi goreng MBG di sekolah mereka.
Berdasarkan penelusuran awal, sumber keracunan diduga berasal dari nasi goreng produksi dapur Sekolah Penggerak Pusat Gizi (SPPG) Kampuang Tangah, Lubuk Basung.
Menu tersebut didistribusikan ke sejumlah sekolah pada hari kejadian.
Sekda Kabupaten Agam, Muhammad Luthfi, menyebut pihaknya masih melakukan pelacakan korban. “Kita terus tracking (jumlah) korban,” kata Luthfi.
Ia menjelaskan, menu MBG hari itu adalah nasi goreng dengan tambahan telur. Namun, penyebab pasti belum diketahui.
“Belum jelas yang mana yang memicu keracunan. Tapi tadi anak-anak dilaporkan sakit perut setelah makan,” ujarnya.
Data terakhir, 36 orang korban dirawat di Puskesmas Manggopoh, 11 orang di RSUD Lubuk Basung, serta 3 orang di RSIA Rizki Bunda.
Jajaran Pemkab Agam bersama Dinas Kesehatan langsung turun ke lapangan. Fokus utama penanganan adalah rehidrasi medis untuk mencegah dehidrasi berat akibat muntah dan diare.
“Dapur MBG Kampuang Tangah sementara kami tutup sampai ada hasil pemeriksaan laboratorium. Keselamatan masyarakat lebih utama,” tegas Bupati Agam dalam rapat darurat di Lubuk Basung. (edt)