Beranda / Opini / Menumbuhkan Minat Siswa Madrasah dalam Belajar Bahasa Inggris

Menumbuhkan Minat Siswa Madrasah dalam Belajar Bahasa Inggris

by Redaksi
A+A-
Reset

Oleh: ERMAIDA, S.Pd (Guru Bahasa Inggris di MAN 3 Kota Padang)

SALAH satu tantangan utama bagi guru mata pelajaran Bahasa Inggris di madrasah adalah menumbuhkan minat siswa dalam mempelajari bahasa ini. Sebab, madrasah mengintegrasikan kurikulum nasional dengan pendidikan keislaman, seperti fikih, akidah, akhlak, tafsir, hadis, dan Bahasa Arab. Sementara itu, sekolah umum lebih fokus pada mata pelajaran umum sesuai kurikulum nasional tanpa pendalaman ilmu keagamaan.

Dalam beberapa kasus, fokus lebih besar pada pelajaran agama bisa mengurangi porsi ‘eksposur’ siswa madrasah terhadap bahasa Inggris dibandingkan sekolah umum.

Di satu sisi, siswa madrasah terbiasa mempelajari bahasa Arab, yang memiliki struktur tata bahasa berbeda dengan bahasa Inggris. Hal ini bisa menjadi tantangan dalam pembelajaran bahasa Inggris karena mereka harus menyesuaikan diri dengan dua bahasa asing sekaligus.

Namun, di sisi lain, latar belakang dalam bahasa Arab juga bisa membantu dalam memahami konsep tata bahasa asing karena mereka sudah terbiasa dengan pendekatan linguistik yang lebih sistematis.

Beberapa siswa mungkin pula merasa bahwa Bahasa Inggris tidak sepenting mata pelajaran keagamaan atau kurang relevan dengan minat mereka.

Namun, di era globalisasi, banyak madrasah yang mulai meningkatkan pembelajaran bahasa Inggris agar siswanya tetap kompetitif dalam dunia akademik dan profesional.

Sehingga dapat dipahami bahwa minat siswa yang rendah dalam mempelajari Bahasa Inggris dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kurangnya relevansi yang dirasakan siswa terhadap bahasa Inggris, kecemasan dalam menggunakan bahasa, dan lingkungan belajar yang kurang menarik.

Oleh karena itu, guru perlu mengadopsi pendekatan yang inovatif dan relevan untuk membuat pembelajaran Bahasa Inggris lebih menarik dan bermakna bagi siswa. Guru juga harus menerapkan strategi yang efektif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

Kendala dalam Menumbuhkan Minat Siswa

Salah satu kendala utama adalah kurangnya minat intrinsik siswa terhadap Bahasa Inggris. Banyak siswa tidak melihat manfaat langsung dari belajar bahasa ini dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Teori Achievement Goal Theory oleh Nicholls (1984) menjelaskan bahwa siswa yang fokus pada penguasaan materi (mastery goals) cenderung lebih termotivasi daripada mereka yang fokus pada pencapaian nilai atau prestasi (performance goals). Oleh karena itu, penting untuk membantu siswa memahami relevansi Bahasa Inggris dalam konteks mereka sendiri.

Kecemasan bahasa atau ‘language anxiety’ juga merupakan hambatan besar. Horwitz et al. (1986) mendefinisikan hal ini sebagai rasa cemas atau ketakutan yang dialami siswa saat berkomunikasi dalam bahasa kedua. Kecemasan ini dapat menghambat kemampuan siswa untuk berinteraksi dalam Bahasa Inggris dan mempengaruhi motivasi mereka untuk belajar.

Untuk mengatasi ini, guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan tidak ‘menakutkan’, di mana siswa merasa aman jika membuat kesalahan saat belajar.

Selain itu, faktor eksternal seperti dukungan dari keluarga dan ketersediaan sumber belajar juga memainkan peran penting. Epstein (2011) dalam bukunya ‘School, Family, and Community Partnerships’ menjelaskan bahwa keterlibatan keluarga positif dapat mempengaruhi motivasi belajar anak.

Jika orang tua tidak mendukung atau tidak memahami pentingnya Bahasa Inggris, motivasi siswa dapat menurun. Oleh karena itu, melibatkan orang tua dalam proses belajar dan memberikan mereka pemahaman tentang manfaat Bahasa Inggris adalah langkah penting.

Metode dan Trik untuk Menumbuhkan Minat Siswa

Untuk menumbuhkan minat siswa, guru dapat menerapkan berbagai metode dan trik inovatif. Salah satunya adalah penerapan metode pembelajaran aktif, seperti Communicative Language Teaching (CLT) dan Task-Based Learning (TBL). Teori CLT, seperti yang dijelaskan oleh Richards dan Rodgers (2001), fokus pada komunikasi nyata dan interaksi antar siswa, yang dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan relevan.

Penggunaan teknologi digital juga merupakan strategi yang efektif. Aplikasi pembelajaran menggunakan aplikasi dan platform multimedia seperti video dan podcast dapat membuat pembelajaran lebih interaktif dan menarik.

Dalam mempelajari bahasa Inggris, penguasaan kosakata dan tata bahasa menjadi fondasi utama. Ada banyak aplikasi digital yang dirancang untuk membantu siswa menghafal kata-kata baru dan memahami aturan grammar secara interaktif.

Misalnya, aplikasi seperti ‘Duolingo’ dan ‘Memrise’ menggunakan metode kartu flash dan gamifikasi untuk membuat pembelajaran kosakata lebih menarik. Sementara itu, aplikasi seperti ‘Grammarly’ menyediakan penjelasan mendalam tentang tata bahasa serta latihan soal yang dapat meningkatkan pemahaman siswa. Dengan bantuan aplikasi ini, siswa dapat belajar secara mandiri tanpa merasa terbebani.

Selain aplikasi khusus pembelajaran, siswa juga dapat memanfaatkan platform multimedia seperti YouTube untuk memperkaya pemahaman bahasa Inggris mereka.

Video edukatif dari podcast seperti ‘The English We Speak’ oleh BBC (https://www.bbc.co.uk/learningenglish/english/features/the-english-we-speak) yang telah memasuki episode ke-250.224 per 25 Februari 2025, juga menyediakan konten yang relevan dan menarik dalam pembelajaran Bahasa Inggris bagi siswa.

Konten-konten ini tidak hanya membantu meningkatkan listening skill tetapi juga memberikan wawasan budaya dan topik aktual yang dapat memperluas wawasan siswa.

Membangun lingkungan belajar yang mendukung juga sangat penting. Teori ‘Social Learning Theory’ oleh Bandura (1977) menekankan pentingnya model sosial dan lingkungan dalam pembelajaran. Dengan demikian, guru harus menciptakan kelas yang merangsang dan mendukung, di mana siswa merasa dihargai dan didorong untuk belajar.

Penghargaan dan pengakuan atas pencapaian siswa, tidak hanya pada prestasi akademik tetapi juga pada usaha dan kemajuan mereka, dapat meningkatkan motivasi mereka.

Mengintegrasikan budaya dan konten menarik juga dapat meningkatkan minat siswa. Menggunakan musik, film, dan acara TV berbahasa Inggris yang populer dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan relevan dengan minat siswa.

Selain itu, mengadakan kompetisi menulis atau presentasi dapat mendorong siswa untuk berprestasi dan meningkatkan keterampilan mereka dalam berbahasa Inggris.

Implementasi

Implementasi metode dan trik ini diharapkan dapat memiliki dampak positif pada minat dan motivasi siswa. Dengan metode aktif dan penggunaan teknologi, siswa akan lebih terlibat dalam proses belajar dan lebih termotivasi untuk meningkatkan keterampilan Bahasa Inggris mereka.

Peningkatan ‘self-efficacy’ atau keyakinan diri, juga diharapkan terjadi saat siswa merasa lebih percaya diri dalam menggunakan bahasa.

Selain itu, kolaborasi dengan komunitas, program pertukaran siswa, atau kunjungan studi tiru, dapat memberikan pengalaman nyata tentang pentingnya Bahasa Inggris bagi siswa, terutama dalam konteks global.

Hal ini tidak hanya dapat meningkatkan minat siswa, tetapi juga sebagai persiapan bagi mereka untuk menghadapi tantangan di masa depan yang semakin kompleks.

Di sisi lain, untuk memaksimalkan efektivitas strategi ini, guru perlu terus mengembangkan diri dengan mengikuti berbagai pelatihan dan workshop. Selain itu, memahami minat dan kebutuhan individual siswa serta menggunakan teknologi yang tepat adalah kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif.

Tak kalah pentingnya, melibatkan orang tua dalam proses belajar siswa melalui pertemuan rutin atau sekadar komunikasi melalui media sosial seperti WhatsApp Group (WAG) dapat meningkatkan dukungan dari keluarga, yang pada gilirannya akan memperkuat motivasi siswa untuk mempelajari Bahasa Inggris.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan memahami kendala dan menerapkan strategi yang tepat, guru dapat menumbuhkan minat dan motivasi siswa dalam mempelajari Bahasa Inggris. Dengan demikian, prestasi akademik siswa dapat meningkat sekaligus membekali mereka dengan keterampilan berbahasa asing yang diperlukan untuk berkompetisi di era global. *

Referensi

  • Bandura, A. (1977). Social Learning Theory. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.
  • Epstein, J. L. (2011). School, Family, and Community Partnerships: Preparing Educators and Improving Schools. Boulder, CO: Westview Press.
  • Horwitz, E. K., Horwitz, M. B., & Cope, J. (1986). “Foreign Language Classroom Anxiety.” The Modern Language Journal.
  • Nicholls, J. G. (1984). “Achievement Motivation: Conceptions of Ability, Subjective Experience, Task Choice, and Performance.” Psychological Review.
  • Richards, J. C., & Rodgers, T. S. (2001). Approaches and Methods in Language Teaching (2nd ed.). Cambridge: Cambridge University Press.
  • BBC (2025). The English We Speak https://www.bbc.co.uk/learningenglish/english/features/the-english-we-speak

©2025 – Sumbarpro, a media company

All Right Reserved