Oleh: ISRIZAL (Kepala MTsN 1 Padang)
PERKEMBANGAN teknologi digital membawa dampak signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam dunia pendidikan. Di era digitalisasi ini, pelajar dihadapkan pada tantangan baru dalam mengasah keterampilan sosial yang esensial untuk keberhasilan mereka di masa depan. Keterampilan sosial atau social skills merupakan kemampuan individu dalam berinteraksi secara efektif dengan orang lain, yang mencakup komunikasi, kolaborasi, empati, dan kemampuan menyelesaikan konflik.
Era digitalisasi memunculkan fenomena baru di mana interaksi sosial sering terjadi secara virtual melalui berbagai platform digital. Meskipun teknologi menawarkan kemudahan dalam berkomunikasi, hal ini juga membawa dampak negatif terhadap keterampilan sosial pelajar. Penelitian dari American Psychological Association (APA) menunjukkan bahwa peningkatan penggunaan media sosial dapat mengurangi kualitas interaksi tatap muka, yang berpotensi menurunkan kemampuan sosial dasar seperti empati dan kepekaan terhadap emosi orang lain.
Era digitalisasi membawa sejumlah dampak positif bagi pengembangan keterampilan sosial pelajar. Teknologi digital memungkinkan pelajar untuk berkolaborasi dengan teman-teman dari berbagai belahan dunia. Platform seperti Google Classroom, Microsoft Teams, dan Zoom memungkinkan kerja sama dalam proyek kelompok meskipun berada di lokasi yang berbeda. Kolaborasi online ini mengasah keterampilan komunikasi digital dan manajemen proyek, yang merupakan kompetensi penting di dunia kerja modern.
Era digital membuka akses yang luas ke berbagai informasi dan sumber belajar. Pelajar dapat belajar dari berbagai bahan yang tersedia online, seperti video edukasi, artikel, dan kursus daring. Ini memungkinkan mereka untuk memperluas wawasan dan keterampilan sosial melalui pembelajaran mandiri.
Interaksi dengan teknologi digital membantu pelajar mengembangkan keterampilan teknis dan digital yang diperlukan di era modern. Mereka belajar menggunakan perangkat lunak kolaboratif, platform komunikasi, dan alat digital lainnya yang mendukung kerja tim dan komunikasi.
Banyak institusi pendidikan mulai mengintegrasikan program SEL (Sosial dan Emosional) ke dalam kurikulum mereka. Program ini bertujuan untuk mengembangkan kompetensi emosional dan sosial pelajar melalui pembelajaran yang terstruktur dan terintegrasi. SEL dapat meningkatkan kemampuan pelajar dalam mengenali dan mengelola emosi, menetapkan dan mencapai tujuan positif, merasakan dan menunjukkan empati terhadap orang lain, serta membangun dan memelihara hubungan positif.
SEL bertujuan untuk mengembangkan kompetensi emosional dan sosial pelajar melalui pembelajaran yang terstruktur dan terintegrasi. Menurut Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL), SEL dapat meningkatkan kemampuan pelajar dalam mengenali dan mengelola emosi, menetapkan dan mencapai tujuan positif, merasakan dan menunjukkan empati terhadap orang lain, serta membangun dan memelihara hubungan positif.
Implementasi SEL dapat dilakukan melalui berbagai strategi, termasuk penggunaan teknologi digital. Misalnya, aplikasi pembelajaran seperti ClassDojo dan Seesaw memungkinkan guru untuk memantau dan mengembangkan keterampilan sosial dan emosional pelajar. Selain itu, program mentoring online juga dapat menjadi sarana efektif untuk mengajarkan keterampilan sosial, di mana pelajar dapat belajar dari mentor yang berpengalaman melalui sesi video call atau chat.
Media sosial dapat digunakan untuk mempererat hubungan sosial dengan teman dan keluarga yang berada jauh. Dengan demikian, pelajar dapat tetap terhubung dan berbagi pengalaman, memperkuat hubungan sosial yang sudah ada.
Disamping dampak positif, terdapat beberapa dampak negatif dari era digitalisasi terhadap keterampilan sosial pelajar tidak bisa diabaikan.Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan penggunaan media sosial dapat mengurangi kualitas interaksi tatap muka. Interaksi virtual seringkali kurang menampilkan isyarat non-verbal yang penting dalam komunikasi tatap muka, seperti ekspresi wajah dan bahasa tubuh, yang dapat menurunkan kemampuan pelajar untuk memahami dan menanggapi emosi orang lain secara langsung.
Penggunaan teknologi yang berlebihan dapat menyebabkan kecanduan, yang dapat mengganggu waktu belajar dan aktivitas sosial lainnya. Kecanduan teknologi dapat mengisolasi pelajar dari interaksi sosial langsung dan mengurangi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan sosial yang penting.
Media sosial dan platform digital lainnya juga membawa risiko bullying dan cyberbullying. Pelajar yang menjadi korban cyberbullying dapat mengalami dampak psikologis yang serius, yang dapat mempengaruhi perkembangan keterampilan sosial mereka.
Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan mental pelajar. Tekanan untuk tampil sempurna di media sosial, serta paparan terhadap konten negatif, dapat menyebabkan kecemasan, depresi, dan rendahnya harga diri, yang semuanya dapat mempengaruhi interaksi sosial.
Interaksi melalui layar dapat mengurangi kemampuan pelajar untuk merasakan dan menunjukkan empati. Empati adalah salah satu keterampilan sosial yang paling terdampak oleh digitalisasi. Empati, atau kemampuan untuk memahami dan berbagi perasaan orang lain, adalah fondasi dari interaksi sosial yang sehat. Studi yang dipublikasikan dalam Journal of Personality and Social Psychology mengungkapkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat mengurangi kemampuan individu untuk merasakan dan menanggapi emosi orang lain secara langsung, karena interaksi virtual seringkali kurang menampilkan isyarat non-verbal yang penting dalam komunikasi tatap muka. Tanpa isyarat non-verbal dan interaksi langsung, pelajar mungkin kesulitan untuk memahami perasaan orang lain dan merespons dengan tepat.
Untuk memahami dampak digitalisasi terhadap keterampilan sosial pelajar, kita dapat merujuk pada Teori Perkembangan Sosial dari Lev Vygotsky. Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dalam perkembangan kognitif dan sosial individu. Menurutnya, pembelajaran terjadi dalam konteks sosial melalui proses yang disebut “scaffolding,” di mana individu belajar dari interaksi dengan orang yang lebih berpengalaman. Dalam konteks digital, proses ini dapat terganggu karena kurangnya interaksi langsung dan fisik.
Pendekatan holistik dalam pendidikan juga menjadi semakin relevan di era digitalisasi. Pendidikan holistik tidak hanya berfokus pada aspek akademik, tetapi juga pada pengembangan karakter dan keterampilan sosial pelajar. Menurut teori Multiple Intelligences yang dikemukakan oleh Howard Gardner, pendidikan harus mengakomodasi berbagai jenis kecerdasan, termasuk kecerdasan interpersonal dan intrapersonal. Di era digital, pendekatan ini dapat diterapkan melalui pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) yang mendorong kolaborasi dan interaksi sosial yang lebih intensif.
Orang tua dan guru memainkan peran kunci dalam membantu pelajar mengasah keterampilan sosial di era digital. Mereka perlu memberikan bimbingan dalam penggunaan teknologi secara bijak dan seimbang. Mengatur waktu layar (screen time) yang sehat dan mendorong aktivitas fisik dan sosial di luar ruangan adalah langkah penting yang dapat diambil. Selain itu, menciptakan lingkungan yang mendukung interaksi sosial langsung, seperti diskusi kelompok dan kegiatan ekstrakurikuler, juga dapat membantu pelajar mengembangkan keterampilan sosial mereka.
Era digitalisasi membawa tantangan dan peluang yang unik dalam pengembangan keterampilan sosial pelajar. Meskipun teknologi dapat mengurangi interaksi sosial tatap muka, dengan pendekatan yang tepat, teknologi juga dapat menjadi alat yang kuat untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional pelajar. Melalui integrasi program SEL, pendekatan holistik dalam pendidikan, serta peran aktif orang tua dan guru, pelajar dapat mengasah keterampilan sosial yang esensial untuk keberhasilan mereka di masa depan. Dengan demikian, kita dapat mempersiapkan generasi muda yang tidak hanya melek teknologi, tetapi juga memiliki keterampilan sosial yang kuat untuk menghadapi tantangan dunia yang semakin kompleks dan terhubung. *