MEMBESARKAN anak bukan hanya soal memberi makan, pakaian, dan pendidikan duniawi. Lebih dari itu, orang tua memiliki tanggung jawab untuk menanamkan nilai-nilai agama sejak anak masih kecil. Salah satu yang terpenting adalah membiasakan mereka beribadah kepada Allah sejak dini.
Anak yang terbiasa dekat dengan ibadah akan tumbuh menjadi pribadi yang kuat, sabar, dan memiliki tujuan hidup yang jelas.
Sebaliknya, jika anak hanya dibiarkan sibuk dengan urusan dunia tanpa arahan agama, mereka akan mudah terpengaruh lingkungan dan kehilangan pegangan.
Rasulullah SAW bersabda, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menegaskan bahwa orang tua memiliki peran utama dalam membentuk iman dan karakter anak.
Salah satu ibadah pertama yang harus diajarkan adalah shalat. Rasulullah memberi pedoman, “Perintahkanlah anak-anakmu salat ketika mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka (jika meninggalkan salat) ketika berusia sepuluh tahun, serta pisahkanlah tempat tidur mereka.” (HR. Abu Dawud).
Hadis ini bukan perintah untuk menghukum dengan keras, melainkan isyarat agar orang tua mendidik dengan disiplin.
Sejak kecil, anak sebaiknya dibiasakan melihat orang tuanya salat, diajak ikut berdiri di samping ayah atau ibu, lalu secara bertahap diarahkan untuk melakukannya sendiri.
Selain salat, anak juga bisa dibiasakan dengan doa-doa harian. Misalnya doa sebelum makan, doa keluar rumah, atau doa sebelum tidur. Orang tua dapat mengajarkannya dengan cara sederhana, yaitu mengulang bersama-sama setiap hari. Perlahan, anak akan hafal dan terbiasa.
Dzikir pendek seperti Subhanallah, Alhamdulillah, dan Allahu Akbar pun bisa dikenalkan sejak usia dini. Selain melatih lisan, hal ini juga menanamkan rasa cinta kepada Allah.
Anak adalah peniru ulung. Mereka belajar lebih cepat dari apa yang mereka lihat, bukan dari apa yang mereka dengar. Jika orang tua rajin salat, membaca Al-Qur’an, dan menjaga lisan, anak akan mencontohnya. Namun jika orang tua sering lalai, sulit mengharapkan anak tumbuh taat.
Karena itu, orang tua sebaiknya menjadi teladan ibadah yang baik. Jangan hanya menyuruh, tetapi lakukan bersama. Ajak anak shalat berjamaah, bacakan Al-Qur’an dengan suara lembut, atau ajak berdiskusi ringan tentang kisah para nabi.
Ibadah bukan hanya ritual, tetapi juga membentuk karakter. Shalat melatih disiplin, doa menumbuhkan rasa syukur, sedekah menanamkan kepedulian, dan puasa melatih kesabaran. Jika nilai-nilai ini sudah tertanam sejak kecil, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak mulia.
Allah ﷻ berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” (QS. At-Tahrim: 6). Ayat ini menegaskan kewajiban orang tua menjaga anak-anaknya dari penyimpangan dengan cara mendidik mereka dalam ketaatan pada ajaran dan tuntunan agama.
Maka mari kita mulai dari hal-hal kecil. Ajak anak salat berjemaah di rumah, bacakan doa-doa pendek sebelum tidur, atau sekadar memberi contoh bersyukur atas nikmat sederhana.
Dengan begitu, anak-anak akan tumbuh dengan hati yang dekat kepada Allah dan langkah hidup yang terarah.
Wallahu a’lam. *