Garuda Terbang atau Terjatuh?

Jumat, 21 Maret 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi.

Ilustrasi.

Kekalahan Timnas Indonesia dari Australia dengan skor telak 1-5 dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Sydney, Kamis (20/3/2025), menjadi tamparan keras bagi pecinta sepak bola Tanah Air.

Hasil ini seolah membangunkan dari euforia yang sempat membuncah ketika Timnas mulai menunjukkan perkembangan positif di kancah internasional.

Kini, pertanyaannya bukan lagi soal siapa yang harus disalahkan, melainkan bagaimana tim ini bisa bangkit dan memperbaiki kesalahan sebelum laga-laga berikutnya.

Sepak bola bukan sekadar adu fisik dan taktik di atas lapangan, tetapi juga soal mentalitas, strategi jangka panjang, dan kesiapan menghadapi tekanan.

Tim yang kuat bukanlah tim yang tak pernah kalah, melainkan yang bisa belajar dari kekalahan dan bangkit lebih kuat. Dalam hal ini, Indonesia masih perlu membuktikan diri.

Baca Juga:  Persebaya Surabaya U-13 Raih Gelar Piala Soeratin U-13 2024

Kekalahan dari Australia memperlihatkan beberapa kelemahan mendasar yang harus segera dievaluasi. Koordinasi antar lini tampak kurang solid, tekanan dari lawan sering membuat pemain kehilangan fokus, dan transisi dari bertahan ke menyerang tidak berjalan dengan baik.

Jika kelemahan ini tidak segera diperbaiki, peluang untuk melaju ke tahap selanjutnya akan semakin sulit.

Namun, bukan berarti harapan telah sirna. Indonesia masih memiliki tiga laga penting, yaitu menghadapi Bahrain di Jakarta, kemudian menjamu China dan bertandang ke Jepang. Jika mampu tampil maksimal dan memanfaatkan keunggulan bermain di kandang, peluang untuk meraih poin tetap terbuka.

Ini bukan hanya soal kemampuan teknis, tetapi juga kesiapan mental para pemain untuk kembali percaya diri setelah kekalahan menyakitkan.

Di luar lapangan, dukungan suporter tetap menjadi faktor penting. Namun, dukungan itu bukan berarti membutakan diri terhadap kekurangan yang ada. Suporter berhak berharap lebih dari tim nasional, tetapi harapan itu juga harus diiringi dengan evaluasi yang objektif.

Baca Juga:  Piala Presiden 2025 Siap Bergulir, Voting Pemain Liga Indonesia All Star Resmi Dibuka

Sepak bola Indonesia butuh sistem yang lebih matang, mulai dari pembinaan pemain muda, kompetisi yang berkualitas, hingga tata kelola federasi yang lebih profesional.

Sepak bola adalah tentang bagaimana sebuah tim belajar dari kekalahan dan bangkit lebih kuat. Kini, pertanyaannya: apakah Garuda akan mengepakkan sayapnya kembali, atau justru terpuruk lebih dalam?

Jawabannya ada di tangan pemain, pelatih, federasi, dan semua elemen yang terlibat dalam sepak bola nasional. Jika kekalahan ini bisa menjadi titik balik, maka masih ada harapan bagi Garuda untuk tetap terbang tinggi. *

Follow WhatsApp Channel sumbarpro.net untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Kekayaan Alam Bukan untuk Segelintir Orang
Seleksi Pejabat dan Pertaruhan Integritas Birokrasi
Lebah Muda dan Kepahlawanan Sosial di Era Krisis
UMKM Sumbar Butuh Pasar, Modal, dan Proteksi, Bukan Hanya Konsultasi Gratis
Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh, Tambang Ilegal Terus Picu Bencana di Sumbar
Jangan Biarkan Gambir Pessel Mati Suri
Mental Merusak Ancam Proyek Infrastruktur Sumbar, Kenapa Fasilitas Publik Jadi Sasaran Kejahatan?
Pelabuhan Teluk Tapang Dua Dekade Tak Kunjung Rampung, Ada Apa?

Berita Terkait

Minggu, 28 September 2025 - 22:12 WIB

Kekayaan Alam Bukan untuk Segelintir Orang

Kamis, 25 September 2025 - 22:37 WIB

Seleksi Pejabat dan Pertaruhan Integritas Birokrasi

Rabu, 24 September 2025 - 22:31 WIB

Lebah Muda dan Kepahlawanan Sosial di Era Krisis

Selasa, 23 September 2025 - 21:53 WIB

UMKM Sumbar Butuh Pasar, Modal, dan Proteksi, Bukan Hanya Konsultasi Gratis

Senin, 22 September 2025 - 21:59 WIB

Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh, Tambang Ilegal Terus Picu Bencana di Sumbar

Berita Terbaru