Apa Kurikulum Cinta? Ini Pengertian dan Strategi Implementasinya

- Penulis

Jumat, 28 Februari 2025 - 07:25 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy


        Apa Kurikulum Cinta? Ini Pengertian dan Strategi Implementasinya

i

Apa Kurikulum Cinta? Ini Pengertian dan Strategi Implementasinya

Jakarta, SumbarproKementerian Agama Republik Indonesia menggagas penerapan Kurikulum Cinta. Ini menjadi inisiatif dalam pengembangan pendidikan agama dan keagamaan yang bertujuan menanamkan nilai cinta kepada Tuhan, sesama manusia, lingkungan, dan bangsa sejak usia dini.

Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno. Menurutnya, pendidikan karakter di Indonesia membutuhkan inovasi yang lebih mendalam, salah satunya melalui pendekatan yang lebih integratif dan sistematis dalam kurikulum.

Amien Suyitno menilai, saat ini masih terdapat fenomena sejumlah pelajar yang menunjukkan sikap intoleran, saling menyalahkan, bahkan membenci satu sama lain karena perbedaan keyakinan.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Hal ini, kata Amien, sering kali terjadi tanpa disadari sejak dini. Oleh karena itu, Kurikulum Cinta hadir sebagai solusi melalui insersi nilai-nilai keberagaman dalam berbagai mata pelajaran, khususnya dalam pendidikan Islam di bawah naungan Kementerian Agama.

Kurikulum ini, kata Suyitno, menekankan empat aspek utama. Pertama, membangun cinta kepada Tuhan (Hablum Minallah). Anak-anak sejak dini dibiasakan memperkuat hubungannya dengan Allah.

“Kedua, membangun cinta kepada sesama manusia, apa pun agamanya. Anak-anak harus dibiasakan dengan keberagaman, membangun Hablum Minannas yang kuat,” sebutnya.

Selain itu, Amien juga mengutip sorotan Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar untuk membentuk kepedulian terhadap lingkungan (Hablum Bi’ah).

“Kerusakan lingkungan yang terjadi saat ini harus ditangani secara terstruktur dan sistematis. Anak-anak kita harus disadarkan akan pentingnya menjaga bumi,” lanjutnya.

Keempat, kecintaan terhadap bangsa (Hubbul Wathan). Ini juga menjadi pilar penting dalam kurikulum cinta.

“Banyak anak-anak kita yang setelah belajar di luar negeri, justru lebih merasa menjadi orang luar dibandingkan bagian dari bangsanya sendiri. Kita ingin menginsersi agar anak-anak kita tetap berpegang teguh pada akar budayanya,” ungkapnya.

Strategi Implementasi

Kurikulum Cinta tidak diperkenalkan sebagai mata pelajaran baru, melainkan akan diintegrasikan ke dalam berbagai mata pelajaran yang sudah ada.

Kementerian Agama melalui Ditjen Pendidikan Islam telah menyiapkan buku panduan yang akan menjadi acuan bagi para pendidik dalam menyisipkan nilai-nilai cinta, toleransi, dan spiritualitas ke dalam pembelajaran.

Strategi implementasi kurikulum ini akan disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Misalnya, di tingkat Pendidikan Raudhatul Athfal (RA/PAUD), metode pembelajaran akan menggunakan permainan dan pembiasaan positif.

Sementara itu, di jenjang pendidikan lebih tinggi, pendekatan berbasis pengalaman dan refleksi akan lebih ditekankan.

“Kami sudah melakukan riset dan survei terkait kondisi keberagaman di Indonesia, dan memang masih ada tantangan yang perlu kita hadapi bersama. Oleh karena itu, pendidikan harus menjadi landasan utama untuk memperbaiki kondisi ini,” ujar Suyitno.

Implementasi Kurikulum Cinta diharapkan dapat membawa perubahan nyata dalam kehidupan sosial, baik dalam konteks keagamaan, hubungan kemanusiaan, maupun keberagaman bangsa.

Prof Yitno, sapaan akrabnya, menegaskan bahwa keberhasilan kurikulum ini tidak hanya akan diukur dari aspek kognitif, tetapi juga dari perubahan sikap dan perilaku peserta didik.

“Kita tidak ingin agama hanya menjadi sesuatu yang normatif, tetapi harus bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari RA hingga perguruan tinggi, kita ingin membentuk individu yang ramah, humanis, nasionalis, dan peduli lingkungan,” tambahnya.

Sebagai langkah awal, Kementerian Agama akan melakukan pendampingan bagi para pendidik serta mempersiapkan instrumen evaluasi yang dapat mengukur keberhasilan Kurikulum Cinta secara berkelanjutan.

Dukungan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat dan pemangku kepentingan pendidikan, sangat dibutuhkan agar kurikulum ini dapat berjalan secara efektif dan berdampak luas.

Dengan diterapkannya Kurikulum Cinta, diharapkan Indonesia dapat melahirkan generasi yang lebih toleran, inklusif, dan penuh kasih sayang—mewujudkan masyarakat yang harmonis dalam keberagaman. (ak/*)

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Follow WhatsApp Channel sumbarpro.net untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

MAN Sawahlunto Lepas 18 Siswa Ikuti Olimpiade Madrasah Indonesia 2025
Unand Angkat Bicara Soal Kasus Dugaan Korupsi Alat Laboratorium
Kemenag Buka Program Bantuan Operasional Perpustakaan Masjid 2025, Kuota Terbatas
Sorotan Berita Viral 3 September 2025: Prabowo di China Hingga Pemecatan Kompol Cosmas
Minta Maaf, Menag Jelaskan Upaya Pemerintah Sejahterakan Guru
SMA Garuda Dibangun di Padang Pariaman, Tarok City Jadi Pusat Pendidikan Baru
Muhammadiyah Imbau Warga Laksanakan Salat Khusuf Saat Gerhana Bulan Total 7–8 September
17+8 Tuntutan Rakyat: Mahasiswa, Akademisi, Buruh, dan Selebritas Bersatu
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 7 September 2025 - 10:08 WIB

MAN Sawahlunto Lepas 18 Siswa Ikuti Olimpiade Madrasah Indonesia 2025

Sabtu, 6 September 2025 - 10:53 WIB

Unand Angkat Bicara Soal Kasus Dugaan Korupsi Alat Laboratorium

Kamis, 4 September 2025 - 11:20 WIB

Kemenag Buka Program Bantuan Operasional Perpustakaan Masjid 2025, Kuota Terbatas

Kamis, 4 September 2025 - 08:42 WIB

Sorotan Berita Viral 3 September 2025: Prabowo di China Hingga Pemecatan Kompol Cosmas

Rabu, 3 September 2025 - 23:37 WIB

Minta Maaf, Menag Jelaskan Upaya Pemerintah Sejahterakan Guru

Berita Terbaru

Harga cabai merah keriting di pasar tradisional Sumatera Barat, melonjak Rp95.000/kg, Rabu, 10 September 2025.

Ekonomi Bisnis

Harga Cabai kian Pedas, Tembus Rp95 Ribu per Kilogram

Rabu, 10 Sep 2025 - 14:48 WIB

Reses di SMPN 4, Osman Ayub Serap Aspirasi Terkait Sanitasi

Kabar Sumbar

Reses di SMPN 4, Osman Ayub Serap Aspirasi Terkait Sanitasi

Selasa, 9 Sep 2025 - 22:07 WIB