SumbarPro | Berita Sumbar Terkini Hari Ini | Info Viral Sumbar | Berita Update Sumbar
No Result
View All Result
Rabu, September 10, 2025
  • Home
  • Kabar Sumbar
  • Peristiwa
    • Hukum & Kriminal
  • Olahraga
    • Sepakbola
  • Pendidikan
    • Madrasah
  • Kanal
    • Advertorial
    • Ekonomi Bisnis
    • Hikmah
    • Internasional
    • Nasional
    • Politik
  • Opini
    • Kolom
    • Tajuk
  • Ragam
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Ibu dan Anak
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Otomotif
    • Teknologi
    • Wisata
  • Home
  • Kabar Sumbar
  • Peristiwa
    • Hukum & Kriminal
  • Olahraga
    • Sepakbola
  • Pendidikan
    • Madrasah
  • Kanal
    • Advertorial
    • Ekonomi Bisnis
    • Hikmah
    • Internasional
    • Nasional
    • Politik
  • Opini
    • Kolom
    • Tajuk
  • Ragam
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Ibu dan Anak
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Otomotif
    • Teknologi
    • Wisata
No Result
View All Result
SumbarPro | Berita Sumbar Terkini Hari Ini | Info Viral Sumbar | Berita Update Sumbar
No Result
View All Result
Home Opini Tajuk

Krisis Kepercayaan Tidak Selesai dengan Simpati

by Ahmad Kharisma
1 September 2025
in Tajuk
Ilustrasi - Gelombang aksi massa mencerminkan krisis kepercayaan publik terhadap pemerintah, yang tidak cukup dijawab dengan simpati semata.

Ilustrasi - Gelombang aksi massa mencerminkan krisis kepercayaan publik terhadap pemerintah, yang tidak cukup dijawab dengan simpati semata.

Bagikan di WhatsAppBagikan di FacebookBagikan di Twitter

Gelombang kemarahan publik yang meledak hari-hari ini memperlihatkan satu hal yang sulit dibantah. Rakyat tidak lagi sekadar menuntut penjelasan. Rakyat meminta perubahan nyata.

Respons cepat pemerintah dengan menyambangi keluarga korban, menggelar dialog dengan organisasi masyarakat, serta bertemu pimpinan lembaga politik patut dicatat sebagai isyarat bahwa negara tidak menutup telinga.

Namun, simpati dan forum pertemuan tidak akan menyelesaikan krisis kepercayaan bila tidak segera diikuti tindakan yang terukur, terbuka, dan hasilnya bisa dirasakan warga.

Ada tiga arena yang saling terkait. Keadilan atas nyawa yang hilang, ketertiban umum yang harus dilindungi, dan kebebasan berpendapat yang wajib dijamin. Pemerintah menyatakan ketiganya akan dijalankan bersamaan.

Tantangannya terletak pada eksekusi. Publik sudah terlalu sering mendengar janji. Tapi tanpa tindakan nyata yang memberi rasa keadilan, janji akan dianggap sebagai jeda singkat sebelum kekecewaan berikutnya memuncak lagi.

BacaJuga

No Content Available

Selain itu, ada problem yang lebih mendasar. Kekecewaan warga bukan hanya soal tragedi di jalanan. Kekecewaan sudah lama menumpuk. Kebijakan yang diklaim pro-rakyat namun tidak menyentuh dapur rumah tangga. Proyek besar yang ramai disorot tetapi sepi dampak. Layanan publik yang macet di birokrasi. Komunikasi politik yang kehilangan rasa.

Saat peristiwa tragis terjadi, semua kekecewaan itu terakumulasi menjadi badai. Karena itu, dialog di istana tidak boleh berhenti pada ajakan menjaga persatuan. Persatuan tumbuh dari rasa dipercaya. Rasa dipercaya lahir dari perubahan yang konkret.

Inilah saatnya presiden mengambil langkah pembeda. Perombakan kabinet bukan sekadar ritual pergantian orang. Perombakan harus menjawab dua pertanyaan, siapa yang punya kemampuan eksekusi kebijakan dengan cepat dan rapi serta siapa yang bebas dari beban masa lalu yang berisiko menggerus legitimasi.

Masyarakat tidak tertarik pada alasan teknis. Masyarakat menunggu bukti bahwa program yang menyangkut harga pangan, lapangan kerja, layanan kesehatan, dan pendidikan dapat diwujudkan. Bila ada menteri yang tidak mampu memenuhi ukuran itu, mengganti adalah kewajiban, bukan pilihan.

Di saat yang sama, agenda antikorupsi perlu diberi tenaga baru. Perampasan aset hasil korupsi adalah logika sehat. Uang rakyat yang dirampok harus kembali ke kas publik. Mengakselerasi regulasi yang memungkinkan perampasan aset serta menyiapkan infrastruktur pengelolaannya akan menjadi sinyal kuat bahwa negara berpihak pada kepentingan rakyat.

Langkah langkah tersebut harus dipadukan dengan strategi komunikasi yang jujur. Pemerintah perlu mengakui kekurangan yang ada, menjelaskan pilihan kebijakan beserta risikonya, dan menyampaikan capaian tanpa hiasan berlebihan.

Publik menghargai kejujuran lebih daripada klaim yang rapuh. Komunikasi yang sederhana dan konsisten akan mengurangi ruang bagi hoaks dan rekayasa informasi.

Krisis ini bisa menjadi momen perbaikan menyeluruh. Ketika keadilan ditegakkan, ketertiban dipelihara dengan cara yang manusiawi, dan kebebasan dijamin tanpa rasa takut, maka modal sosial pemerintah akan tumbuh kembali.

Dukungan politik bukan datang dari slogan. Dukungan lahir dari keyakinan bahwa negara berdiri di pihak warga.

Negara tidak kekurangan perangkat hukum. Negara hanya membutuhkan keberanian untuk menegakkan dan memperbaiki yang belum berjalan. Simpati penting untuk meredakan luka. Keadilan nyata lebih penting untuk menyembuhkan bangsa.

Jika langkah besar itu diambil sekarang, badai akan surut. Bila tidak, simpati hanya akan menjadi catatan kecil di tengah ancaman krisis yang sangat tidak kita inginkan bersama. *

Tags: AntikorupsiKepercayaan PublikKrisis KepercayaanOpini PolitikPerampasan AsetPerombakan KabinetPolitik NasionalTuntutan Rakyat
SendShareTweet

BeritaTerkait

Tradisi Open House Saat Lebaran, Perlukah Dipertahankan?

Tradisi Open House Saat Lebaran, Perlukah Dipertahankan?

26 Maret 2025
Waspada Cuaca Ekstrem Saat Mudik Lebaran

Waspada Cuaca Ekstrem Saat Mudik Lebaran

23 Maret 2025
Garuda Terbang atau Terjatuh?

Garuda Terbang atau Terjatuh?

21 Maret 2025
Filantropi Islam dan Tantangan Ekonomi Syariah

Filantropi Islam dan Tantangan Ekonomi Syariah

21 Maret 2025
Program 3 Juta Rumah, Antara Harapan dan Ketidakpastian

Program 3 Juta Rumah, Antara Harapan dan Ketidakpastian

20 Maret 2025
Next Post
Jam tangan Richard Mille Rp11,7 miliar milik Ahmad Sahroni yang sempat dijarah di Tanjung Priok akhirnya dikembalikan keluarga bocah 14 tahun.

Jam Richard Mille Rp11,7 Miliar Milik Sahroni Dijarah Bocah, Dikembalikan Ibunya

Perempuan di Padang Panjang ditangkap polisi di Lubuk Alung karena gelapkan motor majikan.

Perempuan di Padang Panjang Diduga Gelapkan Motor Majikan

Discussion about this post

Recommended Stories

ICW ungkap rata-rata kekayaan anggota DPR RI Rp45 miliar per orang.

Rata-Rata Kekayaan Anggota DPR Capai Rp45 Miliar, Ada yang Tembus Rp2,6 Triliun!

4 September 2025
Digital Economy to See Exponential Growth to USD 800 bn by 2030

Digital Economy to See Exponential Growth to USD 800 bn by 2030

16 Januari 2021
Perantau Solok Saiyo Sakato Gelar Rakerda dan Halal Bihalal

Perantau Solok Saiyo Sakato Gelar Rakerda dan Halal Bihalal

26 Mei 2025

Populer

  • Hj. Marliza dan Amelia Saputri dari MAN 3 Kota Padang pada acara Optimalisasi UKS/M di Gedung Bagindo Azis Chan, Padang, Rabu, 10 September 2025.

    MAN 3 Kota Padang Dukung Optimalisasi UKS/M untuk Padang Kota Sehat 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Reses Anggota DPRD Erianto Masa Sidang I, Warga Komplek PGRI usulkan Rumah Masa Depan 

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PSSI Sampaikan Duka Cita: Keselamatan dan Kesehatan Penonton Tetap Prioritas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemko Padang Kebut Dapur MBG, BGN: Tak Boleh Ada Insiden Keracunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • PSSI Gelar Workshop Administrator Klub, Tekankan Peran Strategis Admin dalam Tata Kelola Klub

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Pedoman AI
  • Info Iklan
  • Kontak

© 2025 — PT Sumbarpro Jaya Media

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar Sumbar
  • Peristiwa
    • Hukum & Kriminal
  • Olahraga
    • Sepakbola
  • Pendidikan
    • Madrasah
  • Kanal
    • Advertorial
    • Ekonomi Bisnis
    • Hikmah
    • Internasional
    • Nasional
    • Politik
  • Opini
    • Kolom
    • Tajuk
  • Ragam
    • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Ibu dan Anak
    • Kesehatan
    • Kuliner
    • Otomotif
    • Teknologi
    • Wisata

© 2025 — PT Sumbarpro Jaya Media